All on my mind

Tuesday, October 04, 2005

Tarifnya Jodoh

Mau ngelanjutin oret-oretan yg kmrn nih... kalo merasa gak berguna silahkan diapus azah... hehehehe...

Gak percaya kalo buat nyari jodoh ada tarifnya? Liat azah di iklan2 biro jodoh. "dicari pasangan umur 30-35, mapan, pendidikan minimal S1, mapan, dll...dll...dll"

Kadang pas kita ngebaca iklan cari jodoh itu, sama kaya iklan lowongan pekerjaan dengan persyaratan tertentu. Padahal blom tentu lho orang yg punya titel bederet punya pekerjaan, sama juga dengan usia, semuanya itu gak menjadi jaminan untuk kesejahteraan hidup kita.

Kita pasang tarif (baca: persyaratan) yang bermacam2 yg harus dipenuhi oleh calon pasangan kita, tanpa ngaca emang sapa sih diri kita ini? Percaya ato kaga, gue jamin selambatnya dalam 10 tahun lagi, kita baru bakal sadar bahwa buat nyari PH (pasangan hidup) gak perlu pasang tarif segala. Tarif (persyaratan) yg kita pasang pas saat kita umur 20 sekarang ini pasti akan berubah setelah kita umur 30, ato paling lama 35. persyaratan ini bakal hilang dgn sendirinya, yg penting laku, yg penting dapet jodoh, sama kaya sayuran yg dijual dipasar. Kalo udah layu, boro2 dibeli, diliat aja juga ora ono...

Lebih lucu lagi, kadang ada yg mencantumkan "status" juga. Kalo cowo bilang "perjaka", entah perjaka tulen ato perjaka gurem, gak ada yg ambil pusing. Tapi kl cewe nyantumin "perawan", mesti di cek dan ricek dulu keasliannya...

Gue jg setuju bahwa ada hal2 tertentu yg mesti diajukan jd persyaratan, misalnya agama. Dengan ini, dari awal secara jelas menyatakan bahwa kita hanya bersedia menikah dengan orang yg beragama sama, tapi tahukah anda bahwa banyak (ribuan) orang yg bersedia ganti agama cuman demi perkawinan sehari? Mereka ganti agama selayaknya ganti baju aja... jadi seperti tidak memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban untuk
menjalani agamanya dengan serius. Harus diakui juga bahwa Kristen tidak sama dengan Katolik, dan Protestan juga tidak sama dengan Karismatik, atau ini bisa dinilai sebagai pasangan seiman yg memiliki agama yg sama?

Sekedar info aja, bahwa pasangan seiman yg menganut agama yg sama juga tidak akan menjamin bahwa perkawinan mereka akan bahagia, apalagi orang awam... Banyak koq kasus2 Pdt yg perkawinannya hancur. Banyak juga yg beragumen, walau pasangan atau calon saya tidak seiman, nanti kl udah menikah pasti bisa saya robah agar jadi seiman. Benarkah demikian? Gimana kalo ternyata partner anda lebih dominan, sehingga akhirnya anda yg membelot ke agama dia? Demi sang pacar yg kita cintai, banyak hal yang kita rela korbankan. Cek brp banyak orang yg bersedia minggat krn tidak dapet ijin kawin, begitu juga dengan TUHAN, demi cinta kita seseorang, kita bersedia menukar TUHAN kita dengan celana dalam.

Harus diakui jg, agama yg samapun tidak menjadi jaminan untuk pernikahan yg bahagia, tapi yg bisa dipastikan adalah adalah meminimalisir masalah yg mungkin muncul di kemudian hari, misalnya soal pendidikan agama anak.

Percaya ato kaga, bahwa dalam memilih jodoh sangat dipengaruhi oleh orang tua juga. Kalo anak pria menyenangi sifat2 ibunya, dia bakal cenderung nyari cewe yg memiliki watak bahkan penampilan seperti ibunya, begitu juga sebaliknya, jika seorang anak
perempuan menghormati sifat2 ayahnya, dia akan cenderung mencari pria yang menyerupai ayahnya.

Even so, it is a foolishness if we want our partner have to that or this. Hal ini umumnya terjadi krn keinginan dan dorongan sifat kedagingan kita. Yakobus
4:1-3 "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati,
tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."

Secara singkat, karna tujuannya gak bener, walaupun kita berdoa ampe jungkir balik, gak akan dikabulkan. Umpamanya azahhh, si pastur pengen nyari jodoh, dengan persyaratan bahwa wajah dan kulitnya harus mirip dengan Dian Sastro, pasti gak bakal dikabulin, soalnya di lain pihak mana mau Dian Sastro ama Pastur, seorang pemuda yg baru juga lulus dan brewokan.

Pernah ada dirubrik kontak jodoh Kompas, iklan "biasa" yg seperti ini: Saya hanya pria biasa, yg memiliki keinginan biasa, juga memiliki pekerjaan sebagai
swasta biasa, dengan jabatan biasa juga berpenampilan biasa-biasa saja. (Nanti khan juga biasa.. wkwkwkwkwk)

Tau gak kalo Sang Pencipta tuh udah nyediain pasangannya buat SETIAP (baca: setiap) manusia di dunia ini? Taukah anda kalo tiap pria di dunia ini ada tulang rusuknya (baca: pasangan) yang tepat? Sooo gimana kita bisa ngecek dan ricek bahwa dia adalah
tulang rusuk saya dan sebaliknya? Tunggu oret-oretan Pastur besok dalem seri jodoh ini... hahahaha...

Sekian buat hari ini, buat ngasih komentar silahkan, toh ini cuman oret2an dari seorang amatir yg bahkan belom pernah pacaran sekalipun... Tapi sumbernya, gue
dapet dr orang yg udah veteran...

Havenu Shallom Alechem
[pst-e]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home