All on my mind

Wednesday, April 12, 2006

The value of friendship

One thing that I'm very grateful is that I have a lot of friends. Mungkin agak klise, tapi orang2 yg menjadi sahabat memberikan banyak pengaruh buat gw. Gak semata-mata menjadikan gw lebih baik dari hari ke hari tapi juga menyemangati gw ketika sedang putus asa. Saat2 senang terasa menjadi berlipat ganda nilainya karena dinikmati bersama, saat2 susah terasa menjadi lebih ringan karena saling berbagi. mereka jg sangat mempengaruhi pola pikir gw.

Sahabat-sahabat gw membuat gw lebih bersemangat dan bergairah dalam manjalani hidup ini. Buat gw, kesuksesan hidup sangat tergantung dari bantuan dan dukungan orang lain, terutama mereka yg sangat dekat dengan kita (sahabat). Seorang pakar hubungan antar manusia, Les Giblin, mengatakan 90% kegagalan dalam kehidupan seseorang adalah krn gagal dalam membina hubungan baik dgn orang lain. Penelitian lain menunjukkan seorang salesman yg sukses, 85% ditentukan oleh kemampuan berhubungan baik dgn orang lain (people knowledge) dan cuman 15% tergantung dari pengetahuan produk (product knowledge).

Tapi anehnya, walaupun kita sadar bahwa kita butuh orang lain, tapi kita cenderung bertingkah sebaliknya. Setiap orang cenderung egois, lebih tertarik dgn dirinya sendiri dibandingkan dgn orang lain. Setiap orang ingin merasa dirinya penting, berharga, dan punya nilai. Kira2 inilah yg membuat kadang kita susah membina sebuah persahabatan. Motivator Indonesia nomer 1, Pak Andrie Wongso, pernah berkata, "Salah satu hal yang paling sulit dilakukan adalah merendah di hadapan orang lain.” Kerendahan hati seolah2 menjadi barang yang langka.

Ada sebuah pepatah yg bisa dijadikan acuan untuk membina hubungan yg baik dgn orang lain: "Aku pergi keluar mencari sahabat, tak kutemukan satu pun. Aku pergi keluar untuk menjadi sahabat, kutemukan sahabat di mana-mana." Untuk mencari seorang sahabat, kita perlu menjadi sahabat terlebih dulu. Belajarlah untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain. Make other peoples feel comfortable within us.

Salah satu cara yg paling efektif adalah dgn belajar mendengarkan. Ingat ini, mendengarkan tidak sama dengan mendengar. Mendengar hanya butuh telinga, tapi mendengarkan butuh telinga, hati dan pikiran. Dale Carnegie mengatakan "Anda bisa memiliki lebih banyak teman dalam waktu 2 minggu dengan menjadi pendengar yang baik daripada 2 tahun dengan berusaha membuat orang lain tertarik kepada Anda.” Oleh karena itu, Frank Tyger mengatakan secara gamblang bahwa persahabatan sejati terdiri dari telinga yg mau mendengarkan, hati yg mau memahami dan tangan yg siap menolong. Gw yakin kalo saja kita mau belajar untuk saling mendengarkan (bukan hanya mendengar), jumlah konflik yang terjadi pasti bisa diminimalisir.

Hal lain dalam membangun persahabatan adalah ketulusan. Kita berbuat baik hanya semata-mata karena ia adalah manusia, bukan krn kita mengharapkan sesuatu dari orang tersebut. Ketulusan memang sulit dibuktikan, dia hanya akan terlihat seiring berhjalannya waktu, bahkan kadang terlihat jelas setelah yang bersangkutan sudah tiada.

Ketulusan jauh lebih mudah diucapkan dan dituliskan drpd dipraktekkan, krn ia berasal dr lubuk hati yg paling dalam, yg hanya memberi dan tak berharap untuk mendapat balasan. Dalam sebuah hubungan sebetulnya, hanya ada 2 aktivitas utama: mengambil or memberi (take or give). Kalau kita senantiasa memberi, apalagi dgn ketulusan, cepat atau lambat kita akan mendapatkan balasannya walaupun kita tidak mengharapkannya. Ini adalah hukum yg mutlak kebenarannya.

Pemberian disini bukan tentang materi, bisa juga dgn memberi waktu, perhatian, bahkan sampai memberikan senyuman. Ada ungkapan bahwa sebuah senyuman adalah lengkungan kecil yg bisa meluruskan banyak hal. Penelitian mengatakan bahwa sebuah senyuman hanya memerlukan 14 otot, sementara untuk cemberut (marah) butuh 72 otot, suatu hal yg sangat mudah dilakukan.

Kalo sulit mempraktekkan ketulusan, check this out, sebuah nasihat dr seorang Mahaguru: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Kalo kita ingin orang jujur kpd kita, hendaknya kita juga berlaku jujur kpd setiap orang.

Lalu, belajarlah jg untuk menerima perbedaan yg ada. Setiap manusia adalah unik dan tiada duanya, jgn paksa orang lain untuk menjadi seperti kita, seperti kata Henry Ford, "Sahabat terbaik saya adalah orang yang dapat membuat saya menjadi yang terbaik”. Bukan menjadi seperti dirinya!

Richard Exley menuliskan sebuah syair ttg persahabatan, "Sahabat sejati adalah orang yang mendengar dan memahami saat Anda membagikan perasaan Anda yang terdalam. Dia mendukung pada saat Anda berjuang; mengoreksi dengan lembut dan penuh kasih pada saat Anda berbuat salah; serta mengampuni pada saat Anda gagal. Seorang sahabat sejati mendorong Anda bertumbuh menuju potensi maksimal Anda. Dan yang paling mencengangkan, dia merayakan keberhasilan Anda seperti keberhasilannya sendiri.”

Kehadiran sahabat membuat hidup kita semakin bermakna dan bernilai, dan tanpa kita sadari, jaringan persahabatan yang kita bangun selama ini akan menjadi semakin bertambah luas dan kuat. Bahkan, mungkin saja jaringan persahabatan ini akan menjadi sebuah jaringan bisnis yang kokoh dan berpengaruh di kemudian hari. Siapa tahu?


Havenu Shallom Alechem
Kristian aka [pst-e]
http://mr1306.blogspot.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home