All on my mind

Tuesday, February 07, 2006

Valentine Sudah Dekat - 2 (Chinesse Valentine)

Valentine bukan tradisi dari Eropa saja, tapi ternyata di China-Tiongkok juga memiliki kebudayaan valentine sendiri, tapi tentu saja tanggal dan asal mulanya
berbeda.

Velentine bangsa China dikenal dgn "Qi Shi" yg berarti Double Seven (Not Seven Eleven - that's a mini market), krn dirayakan pd tgl ke-7 di bulan ke-7 penanggalan Imlek. Budaya ini berasal dr dinasti Han (206 SM - 220 M) dengan cerita yg sudah turun temurun.

Konon, Raja Dewa Langit "Yv Huang Shang Di" memiliki seorang putri yg cantik dan juga sangat cerdas. Karena kebanyakan penghuni langit yg adalah Dewa-dewa yg sudah tua, sang putri pun turun ke bumi untuk mencari pasangan hidup bagi dia.

Setiba di bumi, dia mengajarkan manusia untuk menenun dan menyulam sehingga dia diberi nama "Gadis Penenun". Pilihan sang gadis jatuh pada seorang penggembala
kerbau yg bernama Ko Boy, bukan kpd seorang pangeran. Saat ibu sang putri, Ratu Wang Mu Niang-niang, mendengarnya, dia tidak menyetujuinya, krn merasa status mereka tidak cocok.

Ratu memerintahkan si putri untuk pulang ke langit, namun si putri diam2 mengajak Ko Boy untuk ikut ke langit pula. Hal ini diketahui oleh sang Ratu, yg membuatnya sangat marah shg dia mencabut tusuk konde emasnya dan memparkannya diantara mereka berdua. Seketika konde emas itu berubah menjadi sungai perak yg dikenal sbg galaksi bima sakti (milky Way). Pasangan remaja tsb menjadi bintang, dimana sang putri
menjadi bintang "gadis penenun" = Ce Nu Sing (Vega), sementara Ko Boy berubah menjadi bintang "Penggembala Sapi" = Niu Lang Sing (Altair).

Walaupun demikian, sang ratu memberikan ijin kpd mereka untuk bertemu setahun sekali, yaitu pd tgl 7 bulan 7 penanggalan Imlek. Pada saat itulah ke-2 bintang akan bertemu dan berdekatan untuk satu malam penuh, sehingga pd malam tsb ke-2 bintang tsb akan bersinar sangat terang.

Pd hari Qi Shi ini juga diadakan perlombaan menenun/menyulam, dimana sering dikenal sbg hari raya "sang putri". Ada kebiasaan pula, untuk gadis yg sudah berumur 16 tahun untuk merangkak di bawah meja persembahan untuk Chiniangma (Seven Mothers), dan
berjalan mengitari dibawah miniatur pagoda tujuh tingkat yg dipegang oleh orang tuanya sebagai tanda kedewasaan.

Sosok Cupid, malaikat kecil yg membawa busur juga dimiliki oleh tradisi chinesse valentine ini. Cupid di sini dikenal sbg dewa pengikat jodoh Yue Lao (Yue Xia
Lao Ren). Tapi soal penampilan berbeda dgn Cupid, krn dia mrpk seorang dewa dan digambarkan sbg laki2 tua, berwajah lembut, berjenggot putih nan panjang. Jika
Cupid menggunakan panah untuk mengikat jodoh, Yue Lao menggunakan benang merah untuk mengikat kaki pasangan yg dijodohkan doleh dia.

Konon, ada seorang pemuda yg usil suka melempar anak2 kecil dgn batu. Saat sdg melemparkan batu datang seorang kakek berjenggot putih yg menegur dia agar tidak melakukan hal tsb, krn yg ia lempar saat itu adalah calon istrinya. Si pemuda mentertawainya dan tidak mempercayainya serta menganggap si kakek sebagai orang mabok yg sedang ngoceh gak karuan.

Belasan tahun kemudian si pemuda menikahi seorang gadis pilihan orang tuanya. Setelah pesta saat membuka cadar istrinya, si pemuda kaget melihat bahwa dahi istrinya ada bekas tanda luka. Dia menanyakan hal itu kpd istrinya, dan dijawab: "Belasan tahun yg lalu ada seorang pemuda nakal yg sering melempari anak2 dgn batu dan sempat mencederai dahi aku." Saat itulah pemuda tsb sadar akan perkataan kakek tua yg dulu pernah mengatakan hal tsb.

Inilah sedikit serba-serbi valentine di China. Cinta memberikan kasih sayang bukan rantai. Cinta tidak bisa dipaksakan dan kedatangannya tidak bisa kita duga dan
kita rencanakan. Cinta itu indah, namun kepedihannya saat ditinggalkan cinta bisa berlangsung lebih lama drpd cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci amatlah tipis, tapi dengan cinta dunia yg kita jalani serasa lebih ringan. Maka marilah kita saling mengucapkan: "I love you"


Havenu Shallom Alechem
[pst-e]
http://mr1306.blogspot.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home