All on my mind

Tuesday, March 14, 2006

Tut...tut...tut...

Kayanya udah lama nih gak ngoret-ngoret lagi... Biasa, sibuk... hehehehe... Berhubung lg ada masalah yg menarik kayanya seru juga buat di oret-oretin.

Kereta api merupakan salah satu alat transport tertua yg ada di Indonesia. Keberadaannya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Bahkan sebenarnya kebanyakan
infrastruktur yg ada sekarang, di pulau Jawa khususnya merupakan peninggalan dr pembangunan Belanda dulu. Yg lebih menarik lagi, justru setelah era kemerdekaan dan
pembangunan, infrastruktur baru justru hanya sedikit sekali yang dibangun.

Menarik memang melihat kereta api, sampe-sampe ada lagunya yg "Naik kereta api" karya Almarhum Ibu Soed (Correct me if I'm wrong, I don't really remember who
wrote that song...). Belum lagi kereta api pun pernah dibikin sebagai judul film bioskop jaman baheula "Pacar ketinggalan kereta", dan dalam film-film, stasiun kereta api sering menjadi scene untuk lebih mendramatisir keadaan baik sebagai tempat perpisahan maupun sebagai tempat pertemuan antara 2 sejoli.

Dalam seminggu ini ada 2 kecelakaan kereta api yg terkena ekspose besar-besaran di media massa, yg merenggut banyak jiwa, bahkan terjadi pada 2 hari berturut-turut. Kejadian ini membuat menhub, Hatta Rajasa turun tangan dengan melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke beberapa stasiun yg ramai. DIkatakan bahwa pak menteri cukup kaget melihat kenyataan yg terjadi di lapangan, yaitu bahwa penumpang berbondong-bondong masuk ke dalam gerbong kereta sampai sangat penuh berjejalan, duduk di jendela dengan kaki atau badan terjulur keluar, duduk di bagian pengait antar gerbong, sampai akhirnya duduk di bagian atap. Melihat tingkah laku penumpang seperti itu, pak menteri memerintahkan untuk menangguhkan pemberangkatan sampai penumpang tidak duduk diatas atap kereta lagi. Akhirnya penumpang yg duduk diatap
mengalah, tapi begitu kereta mulai berjalan, dengan sigap mereka berlari mengejar kereta dan naik lagi ke atap. Seraya kereta berjalan, penumpang yg sudah duduk
nyaman di atap mencibir mentri dgn teriakan "Huuuu....". Pak mentri cuman bisa geleng-geleng kepala melihat pemandangan seperti itu.

Pencegahan agar penumpang gak duduk diatap udah dilakukan dgn berbagai cara, misalnya dengan pemberian kawat berduri, di-oli-in, sampai dikasih paku, tetep
aja gak berhasil. Pendekatan yg terbaru dilakukan yaitu secara persuasif, dengan mengoptimalkan petugas-petugas stasiun untuk memberikan kesadaran kpd penumpang akan bahayanya duduk di atap. Yang aneh adalah, kalo mentri aja di cuekin bahkan dilecehkan, apalagi keroco-keroconya?

Apakah sebegitu murahnya nyawa orang sampai2 dia rela duduk diatap hanya agar bisa sampai ke tujuan dengan cepat? Menurut sumber dari Kompas, mengatakan bahwa
sebenarnya kecelakaan akibat kereta api itu paling tidak 2 kali dalam 3 hari. Memang kereta api Indonesia terkenal akan 3M: Murah, Massal, dan Maut.



Havenu Shallom Alechem
[pst-e]
http://mr1306.blogspot.com